Andri Gunata, 6 April 2015
Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan
sepulang dari sawah sambil di guyur air hujan. Lewatlah sebuah motor di
depan mereka. Berkatalah petani ini pada istrinya: "Lihatlah Bu, betapa
bahagianya suami istri yang naik motor itu, meskipun mereka juga
kehujanan, tapi mereka bisa cepat sampai di rumah. Tidak seperti kita yang
harus lelah berjalan untuk sampai kerumah.
"Sementara itu, pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan
di bawah derasnya air hujan, melihat sebuah mobil pick uplewat di depan
mereka. Pengendara motor itu berkata kepada istrinya: "Lihat bu, betapa
bahagianya orang yang naik mobil itu. Mereka tidak perlu kehujanan
seperti kita.
"Di dalam
mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri, terjadi
perbincangan, ketika sebuah mobil sedan Mercy lewat di hadapan
mereka: "Lihatlah bu, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu.
Mobil itu pasti nyaman dikendarai, tidak seperti mobil kita yang sering
mogok.
"Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika
dia melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan di
bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hatinya: "Betapa
bahagianya suami istri itu. Mereka dengan mesranya berjalan bergandengan
tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini. Sementara aku dan
istriku tidak pernah punya waktu untuk berdua karena kesibukan kami
masing masing.
"Kebahagiaan tak akan pernah kau miliki jika kau
hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan
hidupmu dengan hidup orang lain.
Bersyukurlah atas hidupmu supaya kau tahu di mana kebahagiaan itu berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar