Jumat, 03 April 2015

Meningkatkan Kemampuan


Andri Gunata, 4 April 2015

Berikut ini ada kisah dua remaja yang memilih dua jenis pekerjaan yang memiliki prospek kemajuan yang berbeda. Kedua remaja ini memiliki kesamaan bekal pendidikan. Keduanya hanya dapat menyelesaikan pendidikan SMP karena keterbatasan kemampuan ekonomi orang tuanya.

Pemuda yang pertama sebutlah namanya Tabah, bekerja ditoko material bangunan yang menjual ubin keramik, kloset, lampu dan lain-lain. Gajinya Rp 150 ribu perbulan ditambah uang makan Rp 13 ribu per hari. Kadang kala dia mendapat tip seribu atau dua ribu rupiah dari para pembeli karena jasanya mengangkut barang ke mobil. Dia sudah setahun bekerja ditoko itu. Gaji belum naik. Uang makan naik sekali. Ketika masuk uang makan Rp 12 ribu perhari. Temannnya yang sudah bekerja ditoko itu selama 10 tahun hanya mendapat uang makan Rp 17 ribu per hari. “Gaji dan uang makan hanya cukup untuk makan dan bayar kamar kontrakan, pak”. Katanya bernada sedikit mengeluh.

Pemuda yang kedua, sebutlah namaya Cerah, bekerja dibengkel mobil besar yang juga memiliki sarana pencucuian mobil. Dia sudah setahun bekerja di bengkel mobil ini sebagai tukang cuci mobil. Disela sela waktu kosongnya, dia mendekati montir yang sedang menangani mobil. Dia memerhatikan cara montir itu menagani mobil, ini sebenarnya merupakan langkah pertama belajar keterampilan secara magang.

Mulailah tercipta hubungan belajar mengajar antara tukang cuci mobil dengan montir itu. Si montir mulai suka minta tolong. Ketika sedang berada di kolong mobil, misalnya dia minta tolong si tukang cuci mobil untuk mengambilkan ini dan itu, seperti kunci-kunci peralatan.

Hubungan belajar mengajar mereka mulai meningkat. Si montir mulai suka minta tolong si tukang cuci mobil untuk membantu mengerjakan hal- hal yang mudah, seperti membuka ban dan mendongkrak mobil.

Berbulan bertahun hubungan itu terus meningkat. Ketika si montir mamandang keterampilan si tukang cuci mobil untuk membantunya telah memadai, dia akan meminta tukang cuci mobil itu untuk menjadi pembantu atau asistennya. Si tukang cuci mobil itu telah berhasil meningkatkan kemampuan dan statusnya menjadi montir pembantu atau montir junior.

Itulah cerita dua pemuda yang berpendidikan sama tapi memiliki kinerja yang berbeda. Yang satu tetap mengerjakan yang sesuai dengan rutinitas, sedangkan yang lainnya memilih untuk terus belajar meningkatkan keterampilannya. Semoga dapat menginspirasi kita.
Disadur dari bebrapa sumber: andrigunata.blogspot.com

1 komentar: